Kamis, 12 Juli 2007

SAJAK SURABAYA

HUJAN YANG BOSAN

Bocah itu masih riang
Berkecipak pada air di atas telapak
Di jalanan kampung dekat senja
Nikmati hujan yang di tolak tanah
Tanah yang enggan serap air
Menggenang bareng sampah juga Lumpur
Ya, hadiah Tahun Baru,
Banjir yang jujur, bukan hal baru
Sekedar rajin tebar bau!!
25 Des 05. 17:49

WANITA DEKAT HUJAN

Di bawah hujan yang tak terlalu
Di tepi jalanan yang tergenang, setengah banjir
Antara tujuh atau delapan bulanan
Kutaksir usia kandungannya
Menenteng tas plastik di kiri
Payung di kanan
Menunggu taksi.
Kenapa dia sendiri?
Lalu dimana suaminya?
~ Ah, jangan tanya tentang pria !

Ya, di antara hujan ia masih bersama taksi.
Di jalan yang lain
Sekian perempuan tak berpayung
Tak bertaksi,
Juga
Tak berlelaki !!
~ Ah, tak usah tanya tentang pria !!
27 Des 05. hampir Isya

DAUN

Yang menguning kuyu
Jatuh depan fakultas
Sehelai tepat di kepalaku,
Benar, semoga kita tetap berdamai.
28 Des 05, 10:55

DIALOG

Paman, apa yang kau dirikan?
~ Aku buat tenda agar aman!
Tapi paman, kemarin kau bongkar tenda!
~ Itu karena mengganggu ketertiban!
Kalau tendamu tidak, paman?
~ Ini justru menjaga ketertiban!
Tapi paman, tendamu gusur yang lain!
~ Gak papa, kan Cuma sedikit!
Tetapi paman, …… !
~ Ssssssstttttt !!!!!
dpn WTC, 27 Des 05. 09:25

HANTAM SAJA

Mereka berteriak,
Semakin lantang menantang.
Jujur, ini bukan sekedar adu otot
Ini perjudian tentang perut,
Tentang aroma nyawa!
Yang sekian masa tercekik
Konspirasi taik kucing Istana
Yang sok paham kebutuhan
Anak kaki serpihan limbah
Padahal,
Omong kosong perduli orang lain
Jadi, ……
Tak ada salah, tak perlu ragu
Hantam saja mereka, Kawan!!!!
17 Jan 06. 23:12

DEMO !

Ribu-ribuan buruh memburu
Mantap siap santap aparat
Baur gempur Gubernur
Teriak nyalak galak
Gemuruh luluh peluh, melepuh!
Anjing! Maling!
Beri nasi kami!
17 Jan 06. 23:18


DI DALAM BIS KOTA

Di dalam bis kota
Yang penuh sesak, siang itu
Ya, kebetulan aku berdiri
Mereka yang duduk
Wajah-wajah itu
Datar, entah!
Yang kenal tak saling bicara
Yang asing tak saling sapa
Pengharapankah?
Kebosanan yang niscaya
Sedang menunggui waktu ke tujuan
Tak tawa, tak lara. Tak ada!
Hanya nanar ke jendela
Lalui, entah apa yang telah terlalui
Di dalam bis kota, masih di siang itu
Hanya keringat yang perlu siasat
Hanya asap yang mesti di sadap
Usah, jangan kita meratap!
Tak kan usai dengan sekedar berandai
Tak juga sampai meski santai
Toh ini hanya sebuah bis kota
Yang bawa aku, kamu, kemana entah
Yang antar gundah tuju tuah
Yang sisir jalan lewat nyinyir angan
Di dalam bis kota
Yang penuh sesak, siang itu
Apa yang hendak di catat
Tak ada!
Kita telah sepakat,
Untuk diam menuju tujuan.
07 Feb 06. 16:45

PADA SURABAYA

Pada Surabaya suatu ketika
:Kulihat sakit begitu irit
Enggan hamburkan aduh
Pantang meringis lantang
Sebab sakit butuh banyak duit
Sampai sekarat buat yang melarat
Pada Surabaya pula suatu ketika
:Kutemukan Tuhan begitu nyata
Berselubung di balik kotak warna
Tertangkap dalam etalase kaca
Bergelayut pada lift sepanjang plaza
Bahkan,
Menyapa juga keriuhan IrBa
Sesekali mampir ke Pattaya
Pada Surabaya Tuhan begitu nyata!
Masih terpagut di langit Surabaya
:Tak masih tertinggal bangga
Tak jarang terbang selaksa asa
Antara rumah kardus busuk tepian Kalimas
Tertutup Darmala dari jalan raya
Lampiaskan angkuh belakangi kumuh
Siratkan perdu Kontrasmu Bisu*)
Pada Surabaya terkandung bahasa
:Bahasa entah sebuah ibukota
Tak saling berpaling meski tak asing
Sebab Surabaya terus bergasing
Sebab Surabaya harus bersaing
Dalam kelabu runding para maling
Pada Surabaya berdenyut bising!

*) Salah satu judul lagu Iwan Fals tentang Jakarta
22 Feb 06. 15:04




SYAIR TESTIMONI

Syairku tak jua bawa bahagia
Sajakku tak bisa hadirkan asa
Puisiku tak mampu tepis haru
Larikku tak kunjung buang kabung
Rimaku tak kulum sebuah senyum
: Sebab tak terbaca pada Surabaya
Alasanku bikin puisi cinta
Juga ode bagi sebuah kota!
22 Feb 06. 15:26


BERITA

langit hitam Surabaya sayang,
sampaikan kabar putus asa
mengenai kota berjuta nyawa
23 Feb 06

Tidak ada komentar: