Senin, 14 September 2009

Tentang Seorang Pria Yang Mati di Jalan Raya (Prolog)

Benar, dia telah mati
Bahkan belum juga sampai 40 harinya

Aku tak akan sanggup menceritakan
Bagaimana dia mati
Tetapi,
Semoga aku sanggup bercerita
Bagaimana dia (dulu) hidup

Hampir seluruh jalan hidupnya
Terhampar di atas jalan raya
Sejak kecil..

Dia yakin (sebagaimana aku yakin)
Jalan raya adalah tempat untuk mencari hidup
-- dan penghidupan
Dia dan banyak orang yang lain
Menafkahi keluarga
Dengan keringat yang menetes di aspal
Di keras dan hitamnya aspal

Jalan raya adalah tempatnya bekerja
Jalan raya adalah tempatnya berangkat
Jalan raya adalah tempatnya pulang
Jalan raya adalah tempatnya jatuh
Jalan raya adalah tempatnya bangkit
Jalan raya adalah tempatnya bersemangat
Jalan raya adalah tempatnya berikhtiar
Jalan raya adalah tempatnya mati

Namun,
Mengapa kemudian keyakinannya
Yang akut pada jalan raya
Membawanya pada kematian
Membawanya pada ketiadaan

Aku tak menyesali keyakinannya
Aku tak menangisi keras keringatnya
Aku menangisi sebab kematiannya yang
Terlalu mudah dan murah

Benar, dia telah mati
Tapi aku tetap menghidupinya
Dalam rinai do'a dan tegar air mata
Damailah kau
Lelakiku

Tidak ada komentar: